<body>
Come To
CERITA LIZA

My Favorite Places
Aestera
AK
Blogfam
HPI
multiply
prenster
HK

My Friends
Ambu Aisa BebeQz Bu Ika Catshade Carine Daniela Denny De Retno Enno Femmy Gage Gembull Heroes My dearest Jo Kade Linda Lily Maknyak Mbak Elsa Mommy Aras Tanteku Nita Novaa Oppie Putri Pyu Sasko Shaven Spawn Teh Yanti Tya Ummay Vie Yauri Yaz

special
Asrama Hogwarts

banner's

Powered by Blogger

Listed by Blogwise


BlogFam Community

Wizzard or Strawberry?
Thursday, October 16, 2008

We were Lost Our Son

Sedih...itu ungkapan pertama yang keluar setiap ada yang bertanya..."Bagaimana perasaan Liza, sekarang?" Sampai kapanpun akan selalu itu jawabannya...

Tetapi yang benar2 kurasakan adalah, bahwa aku tak mampu bernapas dan merasakan kehilangan sebagian nyawa ketika selalu merasakan bahwa anak yang kunantikan kelahirannya dari sembilan bulan yang lalu, tak sempat kupeluk, tak sempat kunyanyikan, tak sempat kukenalkan kepada Naomi, kakaknya...harus berpisah selamanya dariku...

Banyak perkataan ."Seandainya..." Dipikiranku...terutama begitu tahu penyebab kematian Shafiq...nama yang selalu kupanggil kepadanya sejak dalam kandungan, begitu tahu jenis kelaminnya adalah laki2. Tetapi lagi2 semua teori seandainya itu terbantahkan, bahwa pada kenyataannya Tuhan lebih berkehendak Shafiq langsung masuk dalam buaian surga dibanding harus dibuai oleh bundanya...karena kalaupun dia lahir selamat, toh karena Tuhan menginginkannya ada saja peristiwa yang mesti mengantarkannya kepada dunia yang lebih abadi, surga...

Aku dan Mas Ajun masih punya Naomi, dan mudah2an masih diberi kepercayaan oleh Tuhan kedepannya untuk punya anak lagi setelah ini...sehingga menangis sepanjang waktu bukan penyelesaian yang lumrah. Naomi tentu kecewa kalau orang tuanya melupakan dia...

Sedih, jelas...setiap terpaksa harus memerah susu karena dada sakit ASI selalu keluar, melihat segala perlengkapan yang sudah kupersiapkan untuk Shafiq, dan yang paling terasa adalah sakit jahitan bekas robekan yang masih berdenyut2 tetapi tidak ada tangis Shafiq di sampingku.

Aku tahu, semua kejadian ada hikmahnya...dan satu persatu kutemukan hikmah pasca pemakaman Shafiq...tetapi apakah aku salah kalau harus selalu menangis ketika teringat wajahnya yang begitu tampan dengan senyum yang terukir di bibirnya?

Apa kekuranganku Ya Allah, terkadang aku ingin bertanya, aku rajin kontrol tiap bulan, bahkan menjelang kelahiran setiap ada keluhan langsung telepon dokternya untuk memastikan kandunganku baik2 saja...tetapi mengapa pada akhirnya aku harus kehilangan bayiku pada saat aku mampu melahirkan dia dalam keadaan normal? Apakah ini hikmah dari-Mu? Bahwa aku Kau biarkan melahirkan normal sementara Shafiq Kau ambil lagi untuk tetap Kau jaga di surga sana?

Banyak yang mencoba menyemangatiku dengan bilang, Shafiq adalah tabungan buatku menuju surga...tetapi, apakah sepadan dengan aku harus kehilangan hak dan kewajibanku untuk mengurusnya hingga dewasa?

Aku tahu semua itu adalah takdir, aku sudah melakukan hal yang maksimal, tetapi hasil akhirnya adalah Tuhan yang menentukan. Untuk itu aku selalu belajar ikhlas, merelakan Shafiq langsung menghadap Tuhan tanpa sempat kugendong dan kupeluk.

Aku hanya berharap bisa ikhlas....

Tuhan, aku tidak menuntut-Mu, toh Shafiq pun Engkau yang memutuskan untuk Kau berikan sampai 9 bulan dalam kandunganku. Aku juga tidak menyalahkan dokter dan medis lain yang membantuku...karena mereka hanya mencoba menolongku untuk melahirkan Shafiq...seua keputusan ada ditangan-Mu...merekapun tidak teledor ketika menolongku...

Aku hanya berharap, Engkau memberiku keikhlasan...karena aku yakin, Kau berikan aku cobaan ini, karena Kau yakin aku mampu melalui dan mengatasinya...

2 Comments:

At 2:08 AM, Anonymous Anonymous said...

turut berduka cita, liza.
moga arwah Shafiq diterima di sisiNya.
amin.

 
At 5:59 AM, Anonymous Anonymous said...

Smoga diberi pengganti yang lebih baik. Amin. (nita)

 

Post a Comment

<< Home