<body>
Come To
CERITA LIZA

My Favorite Places
Aestera
AK
Blogfam
HPI
multiply
prenster
HK

My Friends
Ambu Aisa BebeQz Bu Ika Catshade Carine Daniela Denny De Retno Enno Femmy Gage Gembull Heroes My dearest Jo Kade Linda Lily Maknyak Mbak Elsa Mommy Aras Tanteku Nita Novaa Oppie Putri Pyu Sasko Shaven Spawn Teh Yanti Tya Ummay Vie Yauri Yaz

special
Asrama Hogwarts

banner's

Powered by Blogger

Listed by Blogwise


BlogFam Community

Wizzard or Strawberry?
Monday, April 26, 2004

Lagi pengen curhat...

Kemarin ibu kost curhat ke salah satu temen kost. Curhat tentang cewek anaknya yang nomer dua, yang udah sebulan tinggal di kost bareng anaknya, tapi dua hari yang lalu kabur. Intinya sih, menjelek-jelekkan cewek itu, yang dianggap tidak tahu terima kasih. Sudah diberi tumpangan tinggal gratis, makan gratis, tapi malah kabur.

Padahal kalau dipikir-pikir, anak itu numpang gratisan tapi tahu diri. Pagi-pagi sudah bersih-bersih, rajin sembahyangnya, waktu ada upacara di kost dia juga bantu-bantu dengan giat. Bahkan dia mau bantuin ibu kost jualan dan nyiapin jualannya.

Jadi, dia bayar semua itu dengan tenaganya.

Okey...yang kedua. Temen kantorku tinggal bareng cowoknya di rumah yang dikasih bapak cowoknya untuk mereka. Temenku kerja dan pulang sekitar jam 7 malem. Jadi kalau sampe rumah, tenaganya sudah abis buat masak atau apapun. Tetapi pagi-pagi dia sudah masak dan bersih-bersih rumah sekedarnya. Lagipula, segala keperluan rumah, dibantu olehnya lewat gajinya.

Tetapi, biar begitu, calon iparnya menganggap dia parasit dan hanya numpang gratisan. Maka temenku suka dipaksa beliin dia pulsa or something.

Dari dua kasus diatas, bisa dibayangin posisi cewek Bali lumayan lemah di hadapan masyarakatnya. Atau memang pada umumnya, posisi perempuan memang lemah?

Jujur aja, dua kasus itu mengjengkelkan hatiku, sekaligus bikin miris. Mereka datang ke tempat laki-laki belum berstatus menantu. Tinggal di sana dengan sukarela, membantu dengan sukarela, tetapi tidak dihargai dengan selayaknya.

Mungkin karena statusnya belum sebagai menantu, jadi pembelaan terhadap mereka pun tidak kuat. Tetapi harusnya jika memang tidak berkenan ada perempuan yang tidak berstatus keluarga di rumahnya, harusnya diusir dengan halus. Bukannya diterima, lalu dijelek2in.

Kapan ya...perempuan benar-benar dihargai, tanpa harus merubah sikapnya jadi seorang "perempuan" yang dibakukan oleh masyarakat?

Kapan masyarakat bsia paham, bahwa perempuan pun punya derajat yang sama tinggi dengan laki-laki?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home